Kamis, 16 April 2015

Hanya di Negeri Demokrasi

Hanya di negeri demokrasi, para koruptor lagi sadis, diberikan amanat mutlak mengurusi negara.

Hanya di negeri demokrasi, para pezina bertebal muka, dijadikan idola kaum remaja dan orang tua.

Hanya di negeri demokrasi, para kapitalis asing bebas mengobrak-abrik sumber daya alam dan manusia.

Hanya di negeri demokrasi, korupsi, kolusi, nepotisme,, suap-menyuap, persengketaan, kerusuhan, bahkan ketidakadilan berkembang biak mewabah tanpa bisa dihentikan

Hanya di negeri demokrasi, para generasi muda diajarkan menjadi kaum yang individualis terhadap permasalahan bangsa, seakan hanya masalah orang tua.

Hanya di negeri demokrasi, hak-hak rakyat tersandera atas kepentingan kaum yang harap memaksa-maksa tuk diaku sebagai wakil rakyat.

Hanya di negeri demokrasi, kemiskinan, kemelarataan, kesengsaraan, dan kemaksiatan terpelihara dengan baik.

Hanya di negeri demokrasi, hak kesejahteraan kaum kaya terjaga, hak kesejahteraan kaum miskin terpenjara.

Hanya di negeri demokrasi, para konglomerat bebas mengeksploitasi apa saja yang dapat menghasilkan materi, termasuk harga diri terjual murah.

Hanya di negeri demokrasi, para jaksa hakim pembela menjadi kaki tangan para pemilik modal besar, kaum miskin mestinya angkat kaki dari negeri.

Sampai kapan, sampai kapan, sampai kapankah, kita harus menjadi budak menuruti hawa nafsu mereka yang terang-terangan ingkari aturan hidup dari Sang Pencipta semesta alam?

Sudah lupakah kita pada gemerlap cahaya Islam, dalam sebuah peradaban gemilang, mampu terangi dunia seribu empat ratus tahuin lamanya?

Hanya dengan kembali kepada Islam, segala kebaikan dunia dan akhirat bisa diraih umat manusia, maka mari bersama perjuangkan ia demi ridho ilahi Rabbi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar