Kamis, 16 April 2015

Islam memanusiakan Manusia

Hewan mmang dimana-mana semua sama. Gak di hongkong, gak di korea, gak di Amerika, gak di Indonesia, coba aja semua pasti sama.

Hewan akan berbuat dan bertindak hanya ketika eksistensi dirinya mulai terancam, ketika kepentingan perutnya sudah terganggu, baru hewan itu mau turun tangan.

Kucing gali lobang hanya ketika akan buang air, gajah berani turun gunung bila makanan di gunung sekarat, ular menggigit kaki anda bila hidupnya terasa terancam, dst.

Tapi hebatnya hewan tidak berdosa bila mencuri, tidak berdosa bila berzina, pacaran, korupsi, atau maksiat-maksiat lainnya. Itu enaknya jadi hewan.

Kurangnya hanya, hewan gak punya akal untuk berpikir dan menentukan, semua hanya pakai naluri dan hawa nafsu. Beda jauh dengan manusia yang dikaruniai kelebihan akal untuk berpikir.

Namun dewasa ini kita dibuat repot, sulit menentukan yang mana hewan, yang mana manusia, yang mana juga manusia jadi-jadian. Betul gak? Betul gak?

Kalo manusia lihat makanan enak, apa yang akan ia perbuat? Langsung disantap lahap habis sampai tulang-tulangnya; Atau berusaha mencari tahu, 'ini makanan punya siapa, disajikan untuk siapa, makanan halal ataukah haram?'

Kalo manusia lihat gadis cantik, apa yang akan ia perbuat? Diajak pacaran dulu sampai rusak, gak jelas dinikahi atau gak; Ataukah ia kenali dengan cara yang benar dan dinikahi dengan jalan yang halal.

Kalo manusia lihat uang tunai ratusan milyar di depan mata, apa yang akan ia perbuat? Diambil dan dibelanjakan habis tanpa sisa untuk hal-hal yang tak perlu; Atau mencari tahu uang didapatkan dari hal yang halal atau haram?

Manusia yang dikaruniai kelebihan akal untuk berpikir harusnya mengerti, untuk apa sebenarnya eksistensi ia hidup, darimana ia sebelum dihidupkan, dan akan kemana ia setelah dimatikan? Ini metode mendasar dalam menentukan kebenaran.

Islam memberikan jawaban, Manusia dihidupkan untuk beribadah dengan mentaati aturan hidup (syariat) dari-Nya. Manusia dihidupkan oleh Allah untuk diuji melalui amalan mereka, dan kelak akan dikembalikan untuk mempertanggungjawabkan semua tindak perbuatan mereka.

Islam mengembalikan eksistensi manusia, dari yang tadinya menyerupai hewani kembali memanusiakan manusia dengan akal dan iman. Islam memberikan berbagai aturan bukan sekedar agar manusia itu peroleh surga di akhirat yang kekal, namun juga akan kebaikan dunia dengan pelaksanaan syariat yang menjunjung tinggi kehormatan bagi manusia.

Rasulullah saw adalah sebaik-baik teladan bagi umat manusia, dibuktikan dengan kepemimpinan beliau dalam aspek spiritual dan political leader. Beliau menggiring agar surga itu kelak layak bagi manusia. Tentunya dengan mentaati syariat yang dulu pernah beliau tegakkan lebih dari 1300 tahun lamanya di atas muka bumi.

Peradaban Islam telah membuktikan, dengan pelbagai kemajuan sains dan teknologi, hingga bidang kedokteran. Islam tidak membatasi peran serta akal dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan Islam mewajibkan setiap individu untuk senantias menuntut ilmu, sejalan dengan koridor syariat dari Sang Maha segalanya.

Kita ini muslim, dan kita telah diwajibkan Allah dan Rasul untuk melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi bahkan mencegah dari larangan, secara keseluruhan sebagaimana Rasulullah saw dan para shahabat, tabi'in hingga tabi'ut tabi'in, melaksanakan syariah Islam dalam institusi qath'i, yakni Daulah Khilafah Islam.

Sebab ketahuilah: Tiada kemuliaan tanpa Islam, juga tak sempurna Islam tanpa syariat. Takkan tegak syariat Islam, kecuali dengan ditegakkannya kembali Daulah Khilafah Rasyidah. Inilah mahkota kewajiban yang menjadi penegas diutusnya Rasulullah bagi umat manusia.

Mari memanusiakan manusia dengan memperjuangkannya dengan sabar dan istiqomah. Karena Allah telah menjanjikan kemenangan bagi orang yang beriman dan mau melaksanakan amal sholih dalam perjuangan mengembalikan kehidupan Islam. Insyaallah []

Puisi Pendongkrak Peradaban

Dahulu islam dikenal sebagai peradaban yang anggun lagi tebarkan rasa nyaman,
ia menjadi abad keemasan pusatnya perkembangan di setiap zaman,
mampu hadirkan umara' pelindung sekaligus pelayan untuk arahkan umat menuju ketaatan,
mampu lahirkan ulama' sekaligus ilmuwan berbakat lagi rupawan.

Dengan berbagai kemajuan yang diraih kaum muslim barat tentu takkan tinggal diam,
berbagai cara mereka upayakan, ratusan referensi coba mereka khatam,
mulailah babak baru yang penuh konspirasi demi jatuhkan islam,
sungguh hari tiada tenang bila dunia dipenuhi cahaya rahmatan lil islam.

Ketika lemahnya ikatan garis batas kebangsaan mereka propagandakan sebagai kebanggaan,
ketika qur'an dan hadist hanya dijadikan mantra kuno dan hiasan pajangan,
ketika pintu ijtihad yang direkomendasikan sudah tak lagi dibukakan,
ketika akhlaq individu satu-satu aspek keutamaan, 
ketika itulah penjajah barat melihat kesempatan untuk menyerang.

Kaum kafir sadar betul mustahil mereka hancurkan islam bila masih dalam satu kesatuan,
revolusi Perancis pun digemborkan sebagai pusat bagi siapa saja yang ingin berkembang,
kaum muslim terpengaruh dengan harapan dapat belajar apa itu kemajuan,
siasat kaum kafir sukses buahkan hasil sesuai yang diharapkan.

Dan kaum kafir juga sadar untuk hancurkan islam butuh pengorbanan dengan sedikit umpan,
wilayah negeri islam yang tadinya satu kesatuan dipecah belah dalam keping-kepingan,
yang masing-masing dibuat bangga akan ikatan kebangsaan,
padahal mereka diwajibkan untuk bersatu dalam satu kesatuan.

Al-hasil tahun 1942 Daulah Khilafah Islamiyah pemersatu umat resmi diruntuhkan,
terlaknat Mustafa Kemal at-Taturk tak ketinggalan turut ikut ambil bagian,
negeri-negeri islam tak cukup mereka pecah belah menjadi puluhan, 
mereka comotkan ide kufur demokrasi sebagai acuan dalam sistem hukum dan kepemerintahan,
umat semakin dibuat runyam dengan ratusan da'i dan ulama yang tebang pilih dalam perjuangan islam.

Islam kini hanya dianggap status yang tak pernah diwajibkan untuk diperjuangkan,
Qur'an kini hanya dianggap mantra pengusir setan yang gentayangan,
Sabda Rasul hanya dianggap perkataan orang zaman dulu yang tak bisa dipegang,
Halal dan haram hanya dianggap sudut pandang materialis yang mudah diarahkan,
Syariah Islam hanya dianggap aturan hidup yang khusus untuk orang arab,
Khilafah Islam hanya dianggap sistem kepemerintahan yang kuno penuh kepalsuan.

Padahal Islam diturunkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam termasuk manusia,
memberikan aturan sempurna yang membuahkan perangai akhlaq yang mulia,
menebarkan dakwah kebenaran melalui ketaatan sebab tak abai pada kebaikan di akhirat dan di dunia,
kapan kiranya kita mau bergerak untuk memperjuangkan keindahan risalah Islam yang kita cinta?

Hanya di Negeri Demokrasi

Hanya di negeri demokrasi, para koruptor lagi sadis, diberikan amanat mutlak mengurusi negara.

Hanya di negeri demokrasi, para pezina bertebal muka, dijadikan idola kaum remaja dan orang tua.

Hanya di negeri demokrasi, para kapitalis asing bebas mengobrak-abrik sumber daya alam dan manusia.

Hanya di negeri demokrasi, korupsi, kolusi, nepotisme,, suap-menyuap, persengketaan, kerusuhan, bahkan ketidakadilan berkembang biak mewabah tanpa bisa dihentikan

Hanya di negeri demokrasi, para generasi muda diajarkan menjadi kaum yang individualis terhadap permasalahan bangsa, seakan hanya masalah orang tua.

Hanya di negeri demokrasi, hak-hak rakyat tersandera atas kepentingan kaum yang harap memaksa-maksa tuk diaku sebagai wakil rakyat.

Hanya di negeri demokrasi, kemiskinan, kemelarataan, kesengsaraan, dan kemaksiatan terpelihara dengan baik.

Hanya di negeri demokrasi, hak kesejahteraan kaum kaya terjaga, hak kesejahteraan kaum miskin terpenjara.

Hanya di negeri demokrasi, para konglomerat bebas mengeksploitasi apa saja yang dapat menghasilkan materi, termasuk harga diri terjual murah.

Hanya di negeri demokrasi, para jaksa hakim pembela menjadi kaki tangan para pemilik modal besar, kaum miskin mestinya angkat kaki dari negeri.

Sampai kapan, sampai kapan, sampai kapankah, kita harus menjadi budak menuruti hawa nafsu mereka yang terang-terangan ingkari aturan hidup dari Sang Pencipta semesta alam?

Sudah lupakah kita pada gemerlap cahaya Islam, dalam sebuah peradaban gemilang, mampu terangi dunia seribu empat ratus tahuin lamanya?

Hanya dengan kembali kepada Islam, segala kebaikan dunia dan akhirat bisa diraih umat manusia, maka mari bersama perjuangkan ia demi ridho ilahi Rabbi.

Rabu, 15 April 2015

#Arsitek Kapitalis

1. Secara objektif di lapangan, Kapitalis memang identik dengan besar modal dan investasi dimana-mana. Tetapi jangan salah, tidak semua yang memiliki modal bisa disebut kapitalis, juga tidak semua yang melakukan investasi bisa disebut kapitalis. Modal dan investasi itu hanya bentuk aktivitas penjabaran.

2. Kapitalis itu berarti individu atau kelompok -identik juga dgn negara- yang memiliki modal besar, dgn tujuan utama meraih keuntungan sebesar-besarnya -termasuk melalui penanaman saham dan investasi.

3. Demi keuntungan ini, para kapitalis akan melakukan apapun, termasuk money politik dan lobi-lobi kepada calon penguasa. Dampaknya masyarakat ekonomi lemah dan diprivatisasinya kekayaan alam, harus turut paksa dijadikan tumbal.

4. Sementara Arsitek, itu sebuah tujuan yang mulia, sebagai sosok Engineer pembangun kemajuan peradaban. Kemajuan suatu peradaban ini bisa dilihat visual dari kecemerlangan ide (imajiner berpikir) yang membentuk sebuah karya.

5. Akan tetapi, apa betul kemajuan suatu peradaban bisa dilihat objektif dari kecemerlangan ide dan karya para Engineer berbakat? Ternyata belum tentu.

6. Negara-negara maju -katakanlah spti Jepang, AS, Eropa, dst- ternyata selain digelari sebagai negara berperadaban maju, mereka juga harus rela menghadapi berbagai kemerosotan yang sangat tragis.

7. Mulai dari besarnya rasio hutang dalam dan luar negeri, tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, bahkan minimnya akhlaq moralitas kian mempertinggi tingkat kriminalitas, dan masih banyak lagi fakta yang bisa kita searching dan googling bersama.

8. Maka kemajuan peradaban belum cukup bila diukur dari kemajuan dunia sains dan teknologi. Ada aspek lain yang berkaitan dengannya, bahkan sangat berpengaruh besar. Dan jantung penompang semua itu ialah faktor Ideologi.

9. Saat ini dunia didominasi oleh Ideologi Kapitalisme, termasuk di Indonesia dan mayoritas negara dunia. Kesalahan terbesar yang mengakibatkan berbagai kemerosotan itu tidak karena diterapkannya Ideologi ini.

10. Kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin, kenaikan harga yang semakin menyengsarakan, bahkan harga diri pun diprivatisasikan. Lihatlah berbagai tayangan yang nampak mengekspos kemurahan harga diri kaum wanita.

11. Contoh kasus lainnya adalah pencabutan subsidi BBM, yang ternyata kebijakan neolib ini adalah amanat asing dengan liberalisasi dalam Lol IMF per januari 2000. Bank Dunia sebagai pihak kapitalis besar pun sudah mewanti-wanti, siapapun presidennya mereka wajib mencabut subsidi BBM untuk kemudian menentukan harga sesuai pasar internasional.

12. Padahal BBM adalah termasuk kepemilikan umum rakyat RI yang harganya harus sesuai dengan ekonomi mereka, coba tengok berapa UMR di Indonesia. Tidak adil bila kita mengikuti harga internasional namun faktanya kualitas dan pendapatan per kapita RI beda jauh.

13. Masalahnya bukan hanya karena faktor teknologi kita yang masih kurang memadai, tetapi juga faktor ideologi. Kapitalisme yang diterapkan sukses mengobrak-abrik negeri ini. Meski RI punya banyak sarjana, doktor, bahkan profesor, tetap saja percuma karena hanya sebagai budak pelanggeng ideologi kapitalisme.

14. Kesimpulannya, mari silahkan ditelaah dan diteliti sendiri. Apa solusi atas problematika ini? Peran arsitek tentu besar demi kemajuan, tetapi tidak itu menyelesaikan masalah. Harus ada kesadaran bersama untuk menjawab dan mencari solusi yang tuntas atas semua.

15. Bila ingin tahu lebih jelas, ada solusi yang mungkin bisa menjawab dan menyelesaikan semua masalah tanpa muncul masalah baru. Mau tahu solusinya?? #yukngaji :) (y)

Jadi, kesimpulan? Mari ditelaah dan dipahami bersama.

Jadi 'Arsitek Kapitalis?' | Arsitek itu punya tugas mulia, Engineer pembangun peradaban | Kapitalis itu budaknya Kapitalisme | Maaf ya kita kritik